Uncategorized

Kualitas, Harga, dan Waktu

Saya lupa apa nama segitiga itu, sudah coba googling tapi tidak ketemu. Intinya dalam produksi, ada tiga faktor yang selalu hanya bisa tercapai dua: kualitas, waktu, harga.

Kalau kualitas bagus dan waktu cepat, maka harga pasti mahal, tidak mungkin murah. Kalau kualitas bagus tapi harga murah, pasti masa produksinya lama. Kalau waktu cepat dan harga murah, kualitas pasti tidak bagus. Berbagai kombinasi lain pun masih bisa terjadi.

Tol Cipularang

Tulisan ini dibuat berdasar pengalaman perjalanan Jakarta-Bandung PP kemarin, juga yang sering saya lakukan. Melewati Tol Cipularang, betapa luar biasanya kerusakan aspal jalan bebas hambatan ini. Sangat menyedihkan bagaimana jalan yang seharusnya bebas hambatan, termasuk hambatan berupa lubang-lubang di jalan, justru dipenuhi lubang-lubang. Saya belum pernah melihat jalan tol lain di Pulau Jawa sejelek Tol Cipularang ini. Belum lagi ketiadaan penerangan di 90% panjang jalan. Apakah ini salah dua penyebab seringnya kecelakaan di tol ini? Butuh riset mendalam untuk hal tersebut.

Sedikit menilik ke belakang, Tol Cipularang dibuat untuk satu tujuan: menyiapkan jalan mulus dari Jakarta ke Bandung bagi rombongan peringatan ke-50 Konferensi Asia Afrika (KAA). Tol ini dibuat super cepat, selama tiga tahun membelah gunung dan lembah. Bermacam halangan dari hutan, gunung batu dan pasir, angin kencang, disingkirkan dengan cepat. Maka tepat sebelum peringatan ke-50 KAA, tol yang mempersingkat waktu perjalanan Jakarta-Bandung menjadi hanya dua jam ini pun dibuka.

Pembukaan Tol Cipularang seketika itu juga meledakkan bisnis travel Jakarta-Bandung-Jakarta. Ekses buruknya? “Hanya” mematikan bisnis kereta api Jakarta-Bandung dan sebaliknya.

Itulah Tol Cipularang menurut saya, diciptakan dengan cepat dan murah. Kenapa saya tulis murah? Karena tol ini dibangun oleh perusahaan lokal, sehingga asumsi saya, biayanya tidak semahal ketika menunjuk kontraktor asing dari Jepang misalnya -tapi kalau ada data yang lebih valid, saya siap mengoreksi.

Berhubung sudah cepat dan murah, tentu saja sudut segitiga lain adalah kualitas yang kurang. Memang, pembangunan tol ini patut diacungi dua jempol. Kalau saat itu tidak dibangun secepat dan seadanya, plus dipepet oleh pelaksanaan KAA, mungkin Tol Cipularang tidak akan pernah terbangun -hal yang banyak terjadi pada proyek besar di Indonesia.

Namun alangkah jauh lebih baik, apabila sedikit demi sedikit kualitas diperbaiki, bukan? Toh Indonesia sedang banyak uang untuk infrastruktur. BUMN pengelola selama sepuluh tahun juga mendapat uang yang tidak sedikit. Jadi saya bingung kenapa jalan ini masih saja super jelek. Kualitas jalan pasti berpengaruh terhadap tingkat keamanan dan kenyamanan jalan.

Epilog

Saya tidak (atau belum) mau membahas soal perbaikan kualitas tadi karena memang bahasan kali ini hanya di soal segitiga produksi. Menambahkan sedikit, di kantor saya pun hal yang sama terjadi. Faktor yang tidak bisa diubah adalah bayaran yang “murah”. Maka ketika diminta cepat, kualitas yang diberikan pasti jelek. Tapi ketika diminta memberikan kualitas bagus tanpa deadline, maka waktu pengerjaan akan sangat lama.

Ah, di dunia ini memang tidak ada yang sempurna……

2 thoughts on “Kualitas, Harga, dan Waktu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *