Kalau saya ditanya harta paling berharga apa yang saya (ingin) miliki, maka akan saya jawab: nama baik.
Dari mana nama baik itu didapatkan? Jawabannya: kepercayaan orang lain yang kita jaga saat mereka mempercayakan sesuatu kepada kita. Kepercayaan itu bisa jadi rahasia, uang, atau tanggung jawab pekerjaan.
Yang kita dapatkan dari nama baik? Juga kepercayaan dari orang lain untuk menyimpan atau melakukan banyak hal.
Nama baik dan kepercayaan adalah dua hal yang berada dalam satu siklus; keduanya saling mempengaruhi dan kita tidak pernah tahu mana yang lebih dulu muncul.
“Menjual” Nama Baik
Salah satu kesempatan saat saya “menjual” nama baik adalah ketika saya memutuskan membuka sebuah restoran dan florist. Saat itu bersama teman saya, SGF, kami berdua hanya memiliki ide tanpa modal sama sekali. Pada akhirnya kami memantapkan diri harus segera membukanya, kami mencari teman yang mau membantu permodalan.
Apa yang kami berdua berikan padanya? Tidak ada agunan fisik sama sekali. Satu-satunya agunan yang bisa kami berikan adalah nama baik kami, bahwa kami berdua dikenal dengan integritasnya. Teman pemodal tadi tahu bahwa meski (sejelek-jeleknya) usaha itu nanti merugi, kami berjuang keras semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik dan tidak akan sekalipun mencurangi atau menggunakan uang secara tidak seharusnya.
Saat kemudian kami berempat dalam memiliki dan mengelola restoran (selain SGF, ada MAA dan LPN), kami memutuskan membuka cabang berikutnya. Kami memutuskan mencari investor untuk permodalan beli-putus. Lagi-lagi, meski ada hitam di atas putih, tidak ada agunan fisik yang kami jaminkan kepada investor. Mereka sebenarnya dengan risiko tinggi meminjamkan uangnya.
Kenapa mereka mau? Karena kami berempat menjaminnya dengan nama baik kami, bahwa kami akan menggunakan uang tersebut secara benar dengan sebaik-baiknya. Kami dengan penuh integritas akan memastikan uang bulanan yang disepakati, diberikan pada para investor ini tepat waktu, tanpa alasan apapun untuk terlambat.
Contoh lain adalah saat saya memberikan tugas pekerjaan kepada anggota tim saya. Kenapa saya memberikannya ke DA dan bukan TA; karena DA memiliki nama baik: ia akan menyelesaikan tugasnya dengan sempurna, tepat waktu, tanpa mengeluh. Saya juga memberikannya karena seandainya saya memberikan arahan atau bertindak yang sekiranya salah, DA akan mengingatkan saya dengan fakta dan argumen positif. Nama baik DA membuatnya saya (dan orang lain) percayai seluruhnya. Ia selalu dengan integritas melakukan sesuatu dan tidak pernah mengecewakan siapapun dalam deliverables tugas.
Epilog
Seperti saya bilang di awal, nama baik dan kepercayaan ibarat telur dan ayam; kita bingung mana yang terlebih dulu (harus) tercipta. Saran saya? Kalau Anda belum punya nama baik, awalilah dengan sebaik mungkin mengeksekusi kepercayaan yang diberikan. Kalau Anda sudah memiliki nama baik, jagalah juga dengan selalu mengeksekusi kepercayaan yang telah dan akan didapat.