Apa yang membedakan orang dikatakan kuat atau lemah? Dalam kaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, menurut saya, adalah tekad. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tekad berarti kemauan (kehendak) yg pasti atau kebulatan hati.
Maka seharusnya orang yang sudah menetapkan suatu tujuan, selayaknya ia memiliki tekad yang kuat, kemauan yang kuat untuk bagaimanapun caranya, mencapai tujuan tersebut.
Kebingungan (atau Kerapuhan?)
Beberapa hari ini, saya mengalami tiga kejadian yang sama: orang yang saya kenal mengundurkan diri dari pekerjaan mereka. Yang pertama adalah junior saya di kantor yang mengundurkan diri hanya empat bulan sejak ia bekerja. Orang kedua adalah karyawan di resto saya yang baru bekerja selama satu bulan. Ketiga, salah seorang saudara yang sudah satu tahun bekerja di suatu tempat.
Alasan pengunduran diri mereka pun sama. Bukan karena mendapat pekerjaan yang lebih baik, bukan karena menikah atau hamil, juga bukan karena tidak suka dengan pekerjaannya. Mereka mengundurkan diri karena mereka tidak kuat dengan ritme kerja mereka. Mereka sama-sama berkata bahwa ritme kerja mereka ternyata cepat, berstandar kualitas tinggi, dan memiliki bermacam deadline. Alasan terakhir ini membuat saya bingung. Bahkan karyawan restoran saya memiliki deadline berupa sekian menit makanan harus tersaji.
Mereka bertiga merasa muak dan kemudian berkata cukup dengan semua (menurut mereka) tekanan yang mereka rasakan saat ini. Sehingga keluar bekerja pun menjadi jalan keluar. Maka saya pun tidak melarang mereka keluar karena kalau dilarang, saya takut mereka makin stress dan malah-malah bisa melakukan hal nekat. Hanya saja, sebelum mereka keluar, saya memberikan pertanyaan berikut ini kepada mereka. Beberapa dijawab, beberapa tidak. Berhubung semuanya laki-laki, maka saya memberikan pertanyaan yang sama kepada mereka. Tidak cukup mengejutkan, jawaban mereka pun hampir sama.
Pertanyaan Pancingan
– Mengapa keluar kerja? Saya capek dengan semua yang saya kerjakan. Saya merasa ini semua menyita waktu saya.
– Memangnya kamu sudah ada pekerjaan baru setelah keluar dari sini? Belum… ya sambil dicari lah nanti kalau sudah keluar kerja.
– Oke. Tapi bukankah kamu dulu bilang mau bisa mencapai posisi X di pekerjaan ini? Bahkan kamu bilang kamu suka dengan pekerjaan ini dulu? (tidak ada jawaban)
– Kamu tahu ga kalau ritme cepat, standar kualitas tinggi, deadline tadi karena itu yang harus kita berikan ke pelanggan / klien? Semua hal tadi juga melatih kamu untuk mencapai posisi X tadi. Bahkan mempercepatnya karena kami tahu kamu punya potensi yang lebih. (tidak ada jawaban)
– Kamu juga tahu kan kalau tidak memiliki ritme cepat, standar kualitas tinggi, dan deadline, kamu tidakakan pernah bisa mencapai posisi X, meski di tempat lain? Karena di tempat lain pun, semua tuntutan itu pasti sama. Bahkan PNS sekarang dikasih deadline KTP harus jadi satu hari. (lagi-lagi diam tanpa jawaban)
Saya kemudian diam dan membatin, “Begitu mudahnya orang melepaskan tekad mereka mencapai sebuah tujuan.” Tapi entahlah, mungkin memang mereka sudah memiliki rencana lain. Ataupun cara lain, untuk mencapai tujuan mereka.
Berusaha untuk Mengubah Keadaan
Ada dua kata mutiara yang saya suka saat saya harus berjuang mencapai sesuatu:
– Kalau orang lain bisa, mengapa saya tidak bisa.
– Hanya ada dua cara untuk mengubah sistem sesuai keinginan kita. Pertama, ubah sistem itu dari luar sistem. Jika cara pertama tidak bisa, masuklah ke dalam sistem tadi, capai posisi puncak pengambil keputusan di sistem itu dengan cepat, dan ubahlah.
Saya mendapat didikan bahwa meskipun memiliki banyak kekurangan dibanding orang lain yang sama-sama ingin mencapai sebuah tujuan, saya harus tetap yakin dan berjuang untuk mencapainya. Sudah banyak contoh di luar sana. Bahwa kekurangan yang dimiliki seseorang, tidak menghalangi mereka mencapai suatu tujuan kalau memang memiliki tekad yang kuat.
Terlebih kalau saya memiliki misi untuk memperbaiki sesuatu, maka tentu tekad saya harus lebih kuat untuk mencapai tujuan tadi. Jadi apakah Anda termasuk orang yang kuat (tekadnya) atau yang lemah?