Uncategorized

Perantau Mudik Bekereta

Sudah lewat 2 (dua) bulan sejak saya terakhir menulis. Niat awal saya adalah ingin menulis sesuatu ketika menikmati perjalanan pulang kampung dari Jakarta ke Solo. Kebetulan, tahun ini saya mudik Lebaran menggunakan kereta api sehingga memiliki banyak waktu. Tapi entah mengapa, ide ingin menulis apa, hilang ketika ada di dalam kereta. Jadilah justru saya menulis tentang perjalanan berkereta api.

Rasa-rasanya naik kereta api ini menjadi yang pertama sejak 4 (empat) tahun lalu. Berhubung tahun ini baru saja berpindah pekerjaan baru, sehingga tidak mendapat cuti tambahan; pun dengan mepetnya pengumuman cuti bersama, akhirnya saya pulang kampung menggunakan kereta api. Sembilan jam perjalanan dari Jakarta ke Solo dengan menumpang kereta eksekutif; berdurasi lebih lama dibanding terakhir kali naik, hanya 8 (delapan) jam. Entahlah kenapa kecepetan kereta melambat meski rel dan lokomotif diperbarui.

Mengisi Kebosanan

Berjam-jam perjalanan, lumayan membosankan bagi saya yang tidak bisa diam ini. Selain menonton televisi di kereta -yang selalu tidak jelas alur ceritanya dan tidak ada suaranya, hanya makan yang bisa saya lakukan. Berselancar internet? Sinyal lumayan sulit karena ada di dalam kereta yang bergerak cepat -kenapa kecepatan mempengaruhi kekuatan sinyal yang didapat, bisa Anda googling. Bersyukurnya, kereta sekarang bersih, termasuk toiletnya. Pilihan makanan pun banyak dan beragam, meski terasa redundant karena di Bulan Ramadhan ini, setiap penumpang mendapatkan gratis takjil dan makanan berat untuk berbuka puasa which surprisingly enak!

Begitulah ceritanya. Tepat setelah selesai makan enak, saya kehilangan ide untuk menulis sesuatu. Mungkin otak saya kalah main dengan perut saya. Hingga setelah Lebaran ini pun, saya masih tidak bisa mengingat ingin menulis apa kala itu. Masih ada beberapa hari liburan Lebaran kali ini, mungkin saya mendapatkan ide-ide untuk menulis sesuatu. Apalagi selama libur, saya sempat mencoba tol baru dari Solo untuk mengunjungi Madiun, merasakan penuhnya dan macetnya Klaten, hingga perjalanan ke Yogyakarta di masa liburan seperti ini. Belum lagi soal saya yang  tidak bisa sepenuhnya menikmati liburan karena penyakit tidak elit. Hmm, sampai jumpa di artikel selanjutnya..!!

1 thought on “Perantau Mudik Bekereta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *