Uncategorized

Survival dan Reputasi Perusahaan di Indonesia

Di penghujung 2011 saat resign dari pekerjaan terdahulu, supervisor saya, SKN, memberi pesan: “Jangan berhenti menulis”. Sebuah mantra yang saya pegang hingga saat ini melalui berbagai tulisan blog, populer, maupun naskah akademik. Sebelas tahun sejak (chapter) buku pertama saya terbit, hari ini lahirlah tiga judul buku yang membahas survival dan reputasi perusahaan di Indonesia.

Buku pertama adalah pengembangan tesis saya, menyoroti bagaimana strategi komunikasi berpengaruh pada reputasi perusahaan. Adapun buku kedua dan ketiga yang membahas survival usaha kecil di Indonesia adalah pecahan disertasi.

Implementasi Situational Crisis Communication Theory (SCCT) dan Implikasinya terhadap Reputasi Perusahaan

Dalam sebuah pengelolaan krisis, komunikasi krisis menjadi hal terpenting untuk diperhatikan dalam survival dan reputasi perusahaan di Indonesia . Krisis pada dasarnya adalah sebuah kejadian yang mana pemangku kepentingan atau publik perusahaan percaya kondisi tersebut mampu mengancam kinerja perusahaan. Krisis juga memberikan efek negatif bagi kelangsungan perusahaan dan publik. Komunikasi krisis kemudian menjadi jembatan bagi perusahaan sebagai sender untuk memberikan informasi yang tepat kepada publik sebagai receiver. Sehingga pada akhirnya, citra serta reputasi perusahaan dapat tetap terjaga.

Pembahasan dalam buku ini melihat industri transportasi di Indonesia yang mengalami krisis sepanjang tahun 2012. Penelitian melihat apakah strategi respon sesuai dengan SCCT dan tingkat level kerusakan, mempengaruhi atribusi tanggung jawab. Pada ujungnya, akan terjawab apakah faktor ini berpengaruh reputasi organisasi. Kejadian krisis yang terpilih sebagai bahan survei persepsi publik sesuai dengan isu penting media melalui teknik analisis isi adalah terganggunya perjalanan KRL Jakarta-Bogor pada akhir 2012 akibat longsornya tanah di daerah Cilebut, kecelakaan pesawat Sukhoi PT Sky Aviation saat joy flight, serta Bus feeder (APTB) Transjakarta yang melayani daerah Bekasi dilempari batu warga pada hari pertama beroperasi.

Implementasi SCCT dan Implikasinya terhadap Reputasi Perusahaan

Penelitian akhirnya menemukan bahwa strategi respon yang tepat berhasil menurunkan, serta menjadi faktor utama menurunnya atribusi tanggung jawab krisis. Survei persepsi publik kemudian menunjukkan bahwa meski level kerusakan tinggi, atribusi tanggung jawab krisis cenderung rendah. Survei persepsi publik selanjutnya menunjukkan bahwa penurunan atribusi tanggung jawab krisis mempengaruhi peningkatan reputasi organisasi secara signifikan. Meski begitu, reputasi organisasi masuk ke dalam level buruk. Hal ini sangat dipengaruhi oleh level kerusakan yang berada pada kuadran dengan level kerusakan tinggi.

Strategi Bisnis dan Kelangsungan Hidup Usaha Kecil

Riset menunjukkan rasio kelangsungan hidup usaha kecil di Indonesia hanyalah 10% dari seluruh populasi yang muncul tiap tahunnya. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) menetapkan bahwa untuk seseorang dapat disebut sebagai wirausahawan di Indonesia, maka perusahaan yang ia kelola harus memiliki minimal masa hidup selama tiga setengah tahun. Selain itu, standar masa hidup wirausahawan Indonesia pun masih berada di bawah standar internasional, yakni kurang dari lima tahun.

Usaha kecil sendiri mengambil porsi 31% dari seluruh UMK. Dari banyak usaha kecil yang berkembang, bidang makanan dan minuman mengalami perkembangan paling pesat, termasuk di Indonesia, mencapai 9,23% pada 2017. Bidang ini menyumbangkan 34% kontribusi serta menyerap 42,5% tenaga kerja usaha kecil dan menengah. Hambatan yang dirasakan UMK ironis karena mereka yang selalu inovatif dalam pelayanan dan produk serta memiliki motivasi tinggi untuk maju, harus menyerah pada lingkungan eksternal.

Pengusaha harus mampu membuat layanan dan produknya dapat lebih inovatif. Sehingga pengusaha dapat merespons dengan baik dan membuat penawaran layanan serta produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Tingkat kelangsungan hidup perusahaan pun akan lebih tinggi, jika perusahaan memiliki performa finansial dan corporate action yang lebih baik. Inovasi proses layanan dapat menjadi momen menata kembali proses pengiriman layanan yang mengarah pada cara-cara baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Strategi Bisnis dan Kelangsungan Hidup Usaha Kecil

Perbaikan operasional yang baik terefleksikan pada adanya fungsi produksi dan pemasaran yang terintegrasi dengan baik. Selain itu, terefleksikan pula pada terjalinnya hubungan yang baik dengan pemasok, juga adanya perbaikan operasional harian dan arus informasi. Terakhir, peningkatan kemampuan karyawan serta pemantapan posisi market benchmarking atas layanan dan produk, menjadi faktor perbaikan lain.

Motivasi pengusaha kemudian memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kelangsungan hidup usaha. Motivasi pengusaha juga dapat memoderasi pengaruh performa finansial terhadap kelangsungan hidup usaha. Maka, bisnis perusahaan yang sukses harus menyeimbangkan dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk melihat ke belakang dan ke depan. Melihat ke belakang berarti mempertahankan bisnis yang ada. Adapun melihat ke depan, pengusaha perlu mengeksplorasi dan mencapai terobosan performa, serta mengidentifikasi dan menarik konsumen potensial. Filosofi dari peningkatan berkelanjutan kemudian mampu mengarahkan perusahaan untuk menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk atau jasa yang sempurna, sambil mencoba memperbaiki kesalahan di masa lalu.

Determinan Kelangsungan Hidup Usaha Kecil di Kota Kuliner Unggulan Indonesia

Usaha kecil berperan penting dalam mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat dan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari penyerapan 97% tenaga kerja oleh UMKM yang mana usaha kecil termasuk di dalamnya. Namun demikian, kelangsungan hidup usaha kecil di Indonesia masih sangat rendah. Beberapa determinan yang mempengaruhi kelangsungan hidup mereka adalah inovasi layanan dan produk, perbaikan operasional, performa finansial, peningkatan, dan motivasi pengusaha.

Peningkatan berkelanjutan bahkan memoderasi pengaruh inovasi layanan dan produk terhadap kelangsungan hidup usaha dalam situasi market yang kompetitif dan pelaku di dalamnya dapat dengan mudah masuk ataupun keluar. Adapun motivasi pengusaha akan memperkuat performa finansial untuk sebuah usaha kecil dapat terus berlangsung selama setidaknya tiga setengah tahun.

Determinan Survival Usaha Kecil di Kota Kuliner Unggulan Indonesia

Saat ini, pemerintah mulai memberikan banyak perhatian pada usaha kecil. Beberapa regulasi langsung pemerintah, seperti kemudahan perizinan dan modal, sudah terimplementasi. Regulasi tidak langsung melalui Bank Indonesia dalam aturan pembiayaan, serta Otoritas Jasa Keuangan melalui aturan terkait kemudahan proses pinjaman, bunga rendah, serta cicilan juga telah dikeluarkan. Belum efektifnya kebijakan tadi dalam meningkatkan presentase survival karena fokus yang lebih mengarahkan diri pada aspek branding dan marketing. Kebijakan yang ada belum banyak menyentuh sisi internal perusahaan, baik sisi operasional maupun sumber daya manusia tadi.

Dalam kaitannya dengan peningkatan survival, pemerintah perlu memiliki regulasi teknis mengenai penyerapan, pelatihan, serta sertifikasi sumber daya manusia bidang kuliner yang lebih terjangkau dan terakses oleh usaha kecil. Otoritas perbankan pun perlu memiliki regulasi penggunaan serta pengawasan pembiayaan untuk benar-benar tersalurkan bagi perbaikan operasional usaha. Pemerintah, terutama pemerintah pusat, dapat bekerja sama atau melakukan scalability asistensi oleh unicorn marketplace maupun sistem dukungan kementerian yang sudah ada namun belum bersifat lintas institusi.

Pemerintah selanjutnya dalam kapasitas operasional perlu membuat regulasi bagi pemilik aplikasi intermediator, seperti mengatur batasan bagi hasil, agar bertujuan akhir meningkatkan performa dan survival usaha kecil. Modul pelatihan dari pemerintah pun perlu mengarah pada sisi internal: perbaikan operasional, peningkatan berkelanjutan, serta upaya menjaga motivasi pengusaha.

Epilog

Tertarik membacanya lebih lanjut? Yuk dipesan dan dibaca. Saya membuka sebesar-besarnya juga masukan, baik penulisan, konten, maupun hal teknis perbukuan lainnya. Semoga memberi tambahan inspirasi dan pengetahuan bagi Anda semua seputar survival dan reputasi perusahaan di Indonesia

3 thoughts on “Survival dan Reputasi Perusahaan di Indonesia

    1. Bisa dimulai dari menetapkan untuk menulis, misalnya, sebulan sekali apapun kontennya. Jauh lebih baik apabila tulisan berisi topik-topik yang diminati atau dikuasai, sehingga tidak akan kehabisan ide.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *