Apakah Anda pernah mendapatkan “panggilan alam” di sebuah lokasi yang baru pertama dikunjungi? Saya yakin semua pernah mengalaminya: “panggilan alam” alias BAB alias buang air besar. Di saat itu, toilet akan menjadi kata kunci utama di otak kita yang perlu ditemukan segera.
Atau apakah Anda kadang ingin touch up, menyiapkan diri sendiri sebelum bertemu atau menghadiri pertemuan? Tentu Anda akan mencari sebuah toilet untuk melakukannya.
Toilet bersih tentu saja bukan? Sayangnya mencari toilet umum yang bersih di tempat-tempat umum di Jakarta ini, layaknya mencari jarum di tumpukan jerami. Jangankan yang sekelas toilet Plaza Senayan, toilet bersih dan kering saja sulit ditemukan. Sebagai informasi, toilet Plaza Senayan itu kering, bersih, dilengkapi tisu dan sprayer, memiliki wastafel, dibersihkan rutin, serta dilengkapi berbagai standar kebersihan lain.
Memetakan Toilet Bersih
Saat ini setiap saya mengunjungi suatu tempat di Jakarta, saya pasti menggunakan toiletnya. Selain misalnya karena “panggilan alam” tadi, saya pun ingin memetakan lokasi toilet bersih supaya di mana pun saya memiliki kebutuhan “panggilan alam” atau mempersiapkan diri, saya dapat menemukannya dengan mudah.
Tentunya selain supaya saya nyaman menggunakannya, juga untuk menjaga kebersihan diri dan menghindarkan kuman penyakit. Bagi saya juga, toilet melambangkan profesionalitas sebuah lembaga di mana toilet itu berada. Lembaga yang mau menjaga kebersihan dan kerapian sampai ruangan yang seharusnya disembunyikan -toilet misalnya, tentu ia merupakan sebuah lembaga yang peduli akan detail kesempurnaan sampai hal terkecil.
Jujur menurut saya, toilet tidak bergantung pada siapa yang menggunakan -saya yakin banyak orang mengambil perspektif ini. Seperti layaknya mengelola restoran atau hotel, kebersihan toilet menjadi tanggung jawab pengelola. Kalau pengunjungnya agak kotor, maka menjadi tanggung jawab pengelola untuk sering-sering membersihkan. Itulah mengapa saya menggunakan toilet sebagai standar menilai kualitas sebuah lembaga.
Belajar dari Negara Lain
Beberapa kota di luar negeri yang pernah saya “cicip” toiletnya ada Seoul, Korea Selatan dan London, Inggris. Di Seoul, terdapat dewan toilet yang memastikan seluruh toilet umum di tempat umum akan terjaga kebersihannya. Pun terbukti, seluruh toilet umum di Seoul (setidaknya yang pernah saya temukan), sangat bersih dan lengkap peralatannya. Di Indonesia, sebenarnya terdapat asosiasi pengelola toilet. Namun entah mengapa, kebersihan dan kerapian toilet di Indonesia, atau setidaknya Jakarta sebagai ibu kota, tidak terjaga dengan baik.
Berbeda dari Seoul, di London, toilet di tempat umum dikelola secara berbayar. Orang harus memasukkan koin untuk bisa masuk ke toilet, seperti yang pernah saya coba di Stasiun Victoria. Untuk Jakarta, sepertinya cara ini cocok digunakan, untuk menyaring orang yang ingin ke toilet. Asal toiletnya bersih, saya yakin masyarakat Jakarta akan ikhlas membayar beberapa lembar seribuan untuk masuk -jangan untuk keluar; dan orang yang mau membayar untuk masuk ke toilet, tentu benar-benar butuh toilet dan tidak sekedar iseng (vandalisme misalnya) masuk toilet.
Nah kembali sejenak ke pemetaan toilet bersih di Jakarta, setidaknya untuk area Jakarta Pusat, Selatan, dan Utara, saya bisa Anda japri untuk memberikan rekomendasi lokasi toilet umum di tempat umum yang bersih dan nyaman untuk digunakan, terutama yang gratis.
Epilog
Minggu lalu saya menemukan satu lokasi lagi toilet umum di tempat umum yang kebersihan, kerapian, dan perawatannya sekelas Plaza Senayan. Letak toilet itu di salah satu gereja di kawasan Tendean. Toilet berada di kompleks gereja namun tidak menyatu, seandainya orang non-kristen ada yang canggung mau mampir ke toilet. Menurut saya, ini toilet gereja paling bersih yang pernah saya temukan di Indonesia. Semoga gereja lainnya, juga tempat umum lainnya, menyusul menirunya.