Uncategorized

Mengurangi Beban Pikiran

Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook, membuat dunia terkesan tentang bagaimana ia memiliki varian baju yang sama. Tiap hari, cuma kaos abu-abu, jeans, dan sneakers yang ia pakai -tentu kecuali saat ia harus berpakaian rapi di acara khusus. Bahkan H&M menyediakan paket khusus setelan baju Mark Zuckerberg.

Mengapa ia berpakaian seperti itu? Jawabannya adalah untuk mengurangi beban pikiran setiap hari. Dengan tiap pagi tidak perlu berpikir pakai baju apa, Mark Zuckerberg dapat memikirkan hal-hal lain yang lebih penting. Toh sebagai CEO Facebook, hal utama yang harus pikirkan tiap hari adalah bagaimana harga saham Facebook tetap tinggi. Selama memakai baju apa tidak mempengaruhi harga saham Facebook, ya tidak perlu dipikirkan dengan susah payah.

Mengurangi Beban Pikiran Diri Sendiri

Saya tipikal orang yang setuju dengan Mark Zuckerberg, yakni tidak perlu bersusah payah menyuruh otak berpikir untuk hal-hal yang tidak berkorelasi dengan tujuan utama hidup saya. Sebagai pekerja kantoran di bidang kreatif, saya bisa memakai baju apa saja asal tetap rapi.

Jadi untuk mengurangi beban pikiran tiap pagi sebelum berangkat kerja, saya sudah menyiapkan baju untuk 25 hari kerja. Setiap hari saya cukup urutkan pemakaiannya dari gantungan kiri ke kanan, berulang lagi saat baju di gantungan paling kanan sudah dipakai. Hal simple di pagi hari. Tidak perlulah saya menghabiskan satu jam hanya memilih baju apa. Kecuali saya (ingin menjadi) seorang fashion trendsetter, maka saya tak perlu pusing se-fashionable apa baju saya.

Hal lain yang saya lakukan untuk mengurangi beban pikiran adalah pemilihan sepatu. Saya hanya memiliki tiga pasang sepatu: pantovel, kasual, dan olah raga. Sepatu pantovel hanya dipakai saat saya memakai suit atau blazer. Sedangkan sepatu olah raga, tentu hanya dipakai saat lari pagi.

Sepatu kasual? Nah, saya selalu membeli sepatu yang kuat dan cocok untuk segala medan dan suasana. Sehingga apapun acara yang saya hadiri (kecuali acara sangat formal), ke manapun, bersama siapapun, saya tidak perlu bingung harus memakai sepatu apa. Saya tidak mau terjebak bingung harus pilih sneakers, kasual, boot, atau apalah itu model sepatu yang bermacam-macam.

Dunia Makin Ribet

Hal lainnya, saya hanya memiliki kartu kredit dari satu bank. Saya tidak mau seperti seorang teman yang memiliki empat kartu kredit, masing-masing untuk promo makanan, liburan, nonton bioskop, dan entah apa lagi. Setiap kami pergi ke mal, dia bingung kartu kredit mana yang akan pas dia gunakan. Duh, lebih baik saya segera membeli tiket bioskop sebelum diambil antrean sebelah; atau segera masuk ke salah satu restoran dan makan apapun promonya, sebelum semakin kelaparan.

Bisa juga menyoal media sosial atau platform pesan digital. Banyak yang bertanya mengapa saya hanya punya satu media sosial dan satu platform pesan. Jawaban saya: supaya simple; saya tidak perlu berpikir posting A di media sosial B, kemudian harus saya edit supaya cocok masuk ke platform C.

Pun dengan pesan digital, ribet sekali saya harus berpikir menghubungi si D lewat Whatsapp, Line, Telegram, atau WeChat. Lebih baik saya pilih salah satu. Begitu tidak bisa dihubungi, ya saya telepon atau kirim sms saja.

Kemudian saya ditanya, “Bagaimana kalau orang yang mencarimu tidak pakai media sosial atau platform yang kamu pakai?” Saya jawab saja, “Kan dia yang mencari saya, ya dia saja yang menyesuaikan saya pakai apa.” Simple.

Simplifikasi

Itulah beberapa cara saya mengurangi beban otak saya supaya tidak memanas atau kelebihan beban. Masih banyak hal lain dalam hidup ini yang ingin saya simplify. Seperti Mark Zuckerberg, saya bisa lebih menggunakan otak saya untuk fokus menyelesaikan pekerjaan, bergaul dengan siapapun di manapun, sampai mencari inspirasi untuk mengisi blog ini dengan cerita baru. Belum lagi nanti kalau sudah menikah dan punya anak. Mending saya berpikir bagaimana popok bayi tersedia selalu daripada Hari Senin harus pakai baju warna merah atau biru.

Bagaimana dengan Anda? Apa yang Anda lakukan untuk mengurangi beban berpikir setiap hari?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *