Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sepanjang Tahun 2020 tidak menyurutkan semangat Bakti Nusantara berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Sebagai wilayah di pulau paling timur Indonesia, harus diakui bahwa Papua membutuhkan akselerasi pembangunan agar kesejahteraan warganya dapat setara dengan daerah-daerah lain.
Salah satu kunci utama dari kesejahteraan tentunya adalah pendidikan yang memadai. Terutama bagi anak-anak sebagai generasi penerus, pendidikan adalah kunci kemajuan diri, keluarga, dan masyarakat. Semangat inilah yang mendasari Bakti Nusantara untuk terus berkontribusi bagi kemajuan pendidikan, juga kesehatan, wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan) Indonesia.
Asrama untuk Anak-Anak Suku Pedalaman Papua
Anak-anak suku pedalaman Papua yang bersekolah di SDN Muko Tanah Merah, Distrik Yaro, Nabire dapat tersenyum ceria ketika akhirnya dapat merasakan asrama baru. Kompleks asrama yang mencakup asrama putra dan putri, ruang makan dan dapur, serta kamar mandi ini merupakan hasil kolaborasi Yayasan Tunas Bakti Nusantara (Bakti Nusantara) dengan Bosch Indonesia dan AFC Life Science. Keberadaan kompleks asrama baru turut didukung oleh Pemerintah Kabupaten Nabire dan Kodim 1705/Paniai. Adanya asrama baru diharapkan semakin memfasilitasi anak-anak pedalaman. Selama ini, mereka perlu menempuh hampir 5 (lima) jam perjalanan hanya untuk bersekolah. Asrama lama yang diinisasi oleh para guru, dirasa sudah saatnya ditingkatkan kelayakan serta kapasitasnya. Hal ini tentunya agar anak-anak dapat semakin fokus dan bersemangat bersekolah.
Kolaborasi Bakti Nusantara dengan Bosch Indonesia dan AFC Life Science merupakan salah satu implementasi visi pemerataan kualitas sumber daya manusia untuk kemajuan Indonesia. Termasuk pembangunan asrama, Bakti Nusantara 2020 Nabire dengan dukungan para sponsor dan donatur mengadakan:
1. Pembangunan asrama putra dan putri, ruang makan dan dapur, serta kamar mandi
2. Meja dan kursi makan untuk kapasitas 48 orang
3. Kitchen set yang melengkapi dapur bersih
4. Ranjang 3 set, almari 6 set, meja belajar 2 buah, kursi belajar 12 buah; untuk 12 orang siswa putri
5. Ranjang 12 set, almari 18 set; untuk 36 orang siswa putra
6. Kasur, bantal, guling, dan 2 set sprei untuk 48 orang siswa
7. Woodworking workshop (pelatihan kerajinan kayu) bagi 100 orang warga
8. Sembako bagi 110 pendidik serta masyarakat sekitar sekolah guna mengurangi dampak ekonomi pandemi Covid-19
9. Sembako bagi 54 guru dan tenaga honorer dalam rangka perayaan HUT kemerdekaan Republik Indonesia
Upaya Peningkatan Kualitas SDM yang Sehat, Berilmu, Berbudaya, dan Berdaya Saing
Bupati Nabire, Isaias Dow, di awal pembangunan asrama mengatakan, “Kegiatan Bakti Nusantara selaras dengan salah satu misi Pemerintah Kabupaten Nabire, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, berilmu, berbudaya, dan berdaya saing. Dengan asrama yang layak dan memadai, serta kebutuhan pokok yang terus terpenuhi, anak-anak dapat belajar secara optimal sehingga kelak tumbuh menjadi manusia berdaya, sehingga mampu ikut andil memajukan Papua, khususnya Nabire.”
Kompleks asrama yang diresmikan pada hari ini (15/8), terdiri dari 5 bangunan utama. Bangunan pertama adalah asrama putra yang dibangun bersama Bosch Indonesia dengan nama Honai Chista yang diambil dari nama seorang dewi pengetahuan Persia. Adapun tiga bangunan lain, yakni asrama putri, ruang makan dan dapur, serta kamar mandi yang merupakan hasil kolaborasi dengan AFC Life Science yang diberi nama Helen Ariany Center. Selain pembangunan asrama beserta isi kelengkapannya, anak-anak SDN Muko juga mendapatkan bantuan biaya hidup dari Bosch Indonesia selama 5 (lima) tahun sebagai upaya lain membantu kelancaran proses pendidikan mereka.
Agusthina Taihuttu: Inspirasi dan Pahlawan Pendidikan Bagi Anak Papua
Sebelum adanya asrama baru, anak-anak pedalaman Papua yang bersekolah di SD Negeri Muko Tanah Merah tinggal di asrama darurat yang merupakan dapur rumah kepala sekolah, Agusthina Taihuttu. Ia adalah pahlawan yang sudah mendidik dan mengasuh anak-anak. Tanpa adanya asrama darurat, anak-anak harus menembus hutan selama berjam-jam hanya untuk bersekolah. Agusthina pun secara pribadi membiayai kebutuhan sehari-hari anak didiknya selama bersekolah. Untuk mendapatkan tambahan biaya, Agusthina bersama anak-anak kemudian menanam singkong dan mencari batu di sungai untuk dijual.
Agusthina Taihuttu (tengah) bersama Para Guru
Agusthina berjuang dengan ikhlas dan tangguh karena anak-anak pedalaman Papua tadi adalah generasi pertama keluarga yang mengenyam pendidikan formal. Sebagian besar dari mereka bahkan tidak dapat berbahasa Indonesia ketika pertama kali sekolah. Jika tidak mendapatkan pendidikan formal, anak-anak ini tidak akan bisa melepaskan diri dari kemiskinan struktural serta memperbaiki kondisi keluarga. Fakta inilah yang membuat Agusthina memantapkan hati. Ia tetap bertahan di SD Negeri Muko Tanah Merah selama bertahun-tahun untuk memberikan pendidikan yang layak bagi mereka.
“Kami sangat senang dan terharu dengan bantuan yang digalang oleh Bakti Nusantara. Saya tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa niat saya mendidik dan mengasuh anak-anak Papua ternyata mampu menggerakkan hati orang-orang yang sangat jauh dari saya. Semoga asrama ini bisa menjadi penyemangat anak-anak untuk menggapai cita-cita lebih besar lagi. Saya percaya anak-anak ini bisa memajukan Papua nantinya dan membuat Indonesia bangga,” ujar Agusthina Taihuttu, Kepala SD Negeri Muko Tanah Merah.
Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat di Daerah 3T Indonesia
“Sejak tahun 2016 Bakti Nusantara dilaksanakan, kami berangkat dari cerita masyarakat di wilayah yang kami bantu. Ceritanya memiliki narasi yang sama. Seseorang atau kelompok berjuang dengan penuh keikhlasan untuk membangun wilayahnya, meskipun terbentur keterbatasan. Cerita inilah yang menggerakkan Bakti Nusantara mengajak banyak pihak lain untuk bersama-sama membantu. Kita mendobrak keterbatasan akses pendidikan maupun kesehatan, agar setiap rakyat Indonesia dapat merasakan kesejahteraan di manapun mereka berada,” kata Assed Lussak, Direktur Eksekutif Yayasan Tunas Bakti Nusantara.
Bakti Nusantara sendiri adalah gerakan yang dilandasi oleh semangat kepedulian, kemanusiaan, persaudaraan, dan gotong royong. Gerakan ini ada untuk mendorong pembangunan di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) Indonesia. Diprakarsai oleh Yayasan Tunas Bakti Nusantara dan diinisiasi oleh Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara, Bakti Nusantara bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, TNI, Polri, PGRI, serta berbagai sponsor dan donatur. Bakti Nusantara memiliki 3 (tiga) misi utama, yaitu kesejahteraan (Bangun Nusantara), kesehatan (Sehat Nusantara), dan pendidikan (Inspirasi Nusantara). Kegiatan ini telah 5 (lima) kali dilaksanakan, secara berturut-turut: Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (2016); kemudian Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (2017). Bakti Nusantara selanjutnya menyasar Kota Serang dan Kabupaten Pandeglang, Banten (2018),;Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (2019); serta Kabupaten Nabire, Papua (2020).
Sekda Kab. Nabire (tengah) bersama Dandim 1705/Paniai & Sekretaris Bakti Nusantara (empat & tiga dari kanan)
Wujud Nyata Gotong Royong & Persaudaraan
Dandim 1705/Paniai, Letkol Inf. Benny Wahyudi, pada saat peresmian asrama mengapresiasi bantuan yang datang dari berbagai penjuru Indonesia, “Aktivitas seperti ini merupakan wujud nyata gotong royong dan persaudaraan seluruh masyarakat. Bantuan dan dukungan datang dari lokasi yang berbeda, masyarakat yang berbeda, stakeholders serta orang-orang baik yang berbeda. Satu hal yang sama, semangat gotong royong membangun dan memajukan daerah dalam bingkai ke-Indonesia-an. Keberadaan asrama, juga dukungan operasional lain, menjadikan anak-anak kita, generasi penerus Nabire, mempunyai bekal untuk meningkatkan kapasitas dirinya, serta nantinya, kesejahteraan keluarga dan masyarakat.”