Dari semua quote Ibu Teresa (dari Kalkutta), saya sangat menyukai yang berikut:
If I ever become a Saint — I surely be one of “darkness”. I will continually be absent from Heaven — to light the light of those in darkness on earth.
Kata-kata itu diucapkan beliau pada 1959. Siapa nyana, di tahun 2016 beliau diangkat sebagai seorang Santa. Mungkin saya bisa yakin, beliau akan izin kepada Tuhan agar (hatinya) tetap bisa bergentayangan di dunia, menjadi cahaya bagi mereka yang berada di kegelapan.
Santo atau santa dalam ajaran Katolik berarti mereka yang paling bisa mengikuti ajaran Tuhan dan diterima Yang Maha Kuasa di sisinya. Sebagai seorang yang masih hidup, saya bisa mencontoh jalan hidup mereka agar semakin dekat dengan jalan keilahian dan diterima Tuhan nantinya untuk ikut menghuni surga.
Tentu, saya tidak atau belum bisa menyombongkan diri, bahwa ketika saya nanti diterima di surga (apalagi berharap menjadi seorang santo), saya akan turun ke neraka atau dunia, membawa cahaya bagi mereka yang ada di kegelapan. Tapi pastinya saya berharap, mereka yang ada di kegelapan, dapat melihat atau merasakan sedikit terang.
Jadi meneladani quote tadi, apa yang bisa saya (atau Anda) -yang masih hidup ini- lakukan? Banyak! Salah satunya, tidak meninggalkan teman-teman atau saudara kita yang tersesat. Di saat teman atau saudara kita terpuruk, kita harus menjadi orang yang merangkul mereka, memotivasi, serta menunjukkan setitik terang untuk bisa mereka ikuti.
Menjadi Terang bagi Sesama
Menjadi terang, bagi saya, bukan dengan bergaul dengan pemberi terang lainnya, namun menyediakan diri sebagai penerang kegelapan. Menjadi terang, bagi saya, adalah mencari kontak aktif teman-teman saya yang sudah lama menutup diri karena merasa gagal. Menjadi terang, bagi saya, adalah tidak acuh tak acuh saat teman yang baru bangkit setelah terkena narkoba, bertanya pada saya apakah ada pekerjaan yang bisa ia lakukan. Menjadi terang, bagi saya, adalah memaafkan dan memberi kesempatan pada mereka yang pernah mengkhianati saya.
Bagai lambang “yin dan yang”, dari seluruh bagian hitam, terdapat sebuah titik putih di sana; dan dari seluruh bagian putih, terdapat sebuah titik hitam di sana. Memang banyak artinya, namun saya menyukai arti yang diucapkan oleh guru SD saya dulu: seburuk apapun orang, ia pasti memiliki setitik kebaikan; dan sebaik apapun orang, ia pasti memiliki setitik keburukan.
Satu lagi quote Ibu Teresa yang saya sukai:
When I pick up a person from the street, hungry, I give him a plate of rice, a piece of bread, I have satisfied. I have removed that hunger. But a person that is shut out, that feels unwanted, unloved, terrified, the person that has been thrown out from society—that poverty is so hurtable and so much, and I find that very difficult.
Hal-hal tadi semakin meyakinkan saya, bahwa tidak seorang pun pantas ditinggalkan; bahwa setiap orang patut diberi kesempatan kedua. Terlebih, ketika orang tersebut masih memiliki banyak faktor untuk bisa diberikan kesempatan, agar kembali ke jalan terang yang seharusnya.
Yang mereka butuhkan? Hanya seseorang yang bisa memberikan mereka sedikit cahaya.
Jadi ketika para pemilik terang kemudian memutuskan untuk hanya menerima pembawa terang lain dan sepenuhnya meninggalkan kegelapan; maka izinkan dan maafkan saya yang memilih untuk meninggalkan kelompok, untuk pergi membawa terang bagi mereka yang berada di kegelapan.
Semoga Tuhan memberkati sumpah dan janji saya.
Selain itu, award juga menjadi tolok ukur terhadap yang kita kerjakan. Sebuah penghargaan juga bermanfaat untuk menera apakah yang kita lakukan sudah benar. Sekaligus, mengetahui posisi kita dibandingkan dengan yang lain. Menera berarti melakukan pengukuran apakah yang kita lakukan sudah pada dalam track yang benar atau tidak. Dan pengukuran ini menjadi penting, karena bila tak bisa mengukur, maka kita tidak bisa mengelola, terang Menpar.